Ya Tuhan…

14

 

Sambil menunggu tes kehamilan yang akan dilakukan dua minggu lagi, kami tidak merasakan deg-degan yang seperti kami alami di IVF pertama, kedua dan ketiga. Semua biasa aja. Kami tidak menganut “harus bedrest total” , karena buat apa?  Toh kalo sudah terjadi perlekatan embrio di rahim, mau naik roller coaster juga gak bakalan lepas. So, kami nikmati dengan aktivitas seperti biasa. Jalan, nonton, makan di luar.

Seminggu lagi hari yang ditunggu-tunggu akan datang, namun sayangnya saya tidak bisa menemani istri, karena harus kursus ke Jerman.

“Kamu periksa darah dan urin sendiri ke rumah sakit gapapa, kan?” saya pastikan istri saya nyaman tanpa saya , walaupun kemungkinan beritanya kurang baik.

“Gak apa-apa” jawab istri.

..dan saya pun berangkat ke Jerman.

 

Seminggu saya di sana, artinya saatnya tes kehamilan istri. Malam sebelumnya saya ingatkan istri agar jangan terlalu berharap. “Nanti kalo gagal, kita jalan-jalan deh ke luar negeri biar gak pusing mikirin IVF empat kali gagal. Hahaha” canda saya.

 

 

Pagi waktu Jerman, saya mendapatkan berita ini yang di-forward oleh istri saya.

 

FullSizeRender-2

 

ALLAHU AKBAR!!!! ALLAHU AKBAR!!!!

Tak tahan air mata ini deras sekali keluar. Ya Allah!!! Alhamdulillah! Saya tak berhenti menangis saat berbicara dengan istri saya yang juga terisak bahagia. Kaki saya lemas seperti tidak bertulang. Saya jatuh terduduk di karpet kamar hotel sambil terus menangis bahagia.

Akhirnya kita diberi kepercayaan jadi orang tua. Alhamdulillah!!!!

Sejak berita bahagia ini, saya tidak konsen lagi mau pulang. Ingin memeluk istri sambil mengelus perutnya. Calon anak kami.